Deskripsi
Buku Model Aligned and Skilled Learning merupakan produk pengembangan pembelajaran yang relevan dilaksanakan untuk pembelajaran di sekolah dasar dan di perguruan tinggi, khususnya pada Program Studi PGSD. Model pembelajaran ini mengintegrasikan kearifan lokal Tri Kaya Parisudha dan keterampilan pembelajaran abad 21 sehingga mewujudkan bentuk pembelajaran yang bermakna, membangun karakter, dan memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran. Interaktivitas pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik melalui kegiatan berpikir yang baik, berkata yang baik, dan berbuat yang baik serta pengembangan keterampilan pembelajaran melalui kegiatan berpikir krits, berpikir kreatif, komunikasi, dan kolaborasi merupakan kunci keberhasilan penerapan model ini. Ini bertujuan untuk membangun pondasi karakter peserta didik sejak dini melalui kegiatan berpikir yang baik, berkata yang baik, dan berbuat yang baik serta mengembangkan keterampilan pembelajaran yang diperolehnya sebagai output atas proses yang dialaminya.
Begitu pula, karakter peserta didik yang telah dewasa juga harus dihabituasi sehingga menjadi cerminan kualitas diri menuju insan unggul dan bermartabat. Upaya ini ditopang dengan proses pembelajaran yang berorentasi keterampilan abad 21. Pada fase pertama yakni Manacika with critical thinking, guru atau pendidik memfasilitasi peserta didik dalam membentuk kelompok belajar, menghubungkan permasalahan/ peristiwa/fenomena kontekstual dengan materi pembelajaran yang akan dibahas, dan memberikan lembar kerja untuk memandu eksplorasi peserta didik. Fase ini mampu memperlihatkan sikap rasa ingin tahu dan religius melalui kegiatan berpikir yang baik.
Pada fase ini, peserta didik diharapkan mampu memaksimalkan kreativitas dan kolaborasi dalam melaksanakan rancangan proses belajar sehingga mampu menyusun hasil kerja untuk menjawab hipotesis yang diajukan sebelumnya. Fase ini mampu memperlihatkan sikap kreatif, demokratis, dan religius melalui kegiatan berbuat yang baik. Fase ini mampu memperlihatkan sikap komunikatif dan religius melalui kegiatan berkata yang baik. Upaya ini dilaksanakan dengan melihat secara positif sisi keterpaduan sebuah proses yang menghendaki relevansi kegiatan pembelajaran dengan realitas kehidupan peserta didik.
Dengan demikian, peserta didik akan memiliki bekal berupa keterampilan proses belajar dan karakter yang positif. Berpikir yang baik, bahwa siswa memiliki potensi dalam dirinya untuk berkembang sesuai minat dan bakatnya. Berbicara yang baik, bahwa proses belajar dilaksanakan dengan humanis dan interaktif sehingga mampu menunjukkan sikap respek terhadap sesama. Berbuat yang baik, bahwa sebagai seorang pendidik harus menjadi teladan untuk peserta didik yang diampu.
Ulasan
Belum ada ulasan.