Pembinaan An-Nafs di dalam Surat Asy-Syams

Rp125.000

Deskripsi

Surat Asy-Syams yang berarti “matahari” adalah sumber cahaya kehidupan manusia. Dengan cahaya itu manusia bisa bertahan hidup. Cahaya itu tidak akan pernah padam selamanya. Surat ini memberikan salah satu sarana untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera dengan dimulai dari membina jiwa secara istiqamah dan kontinyu.

Surat Asy-Syams merupakan surat Makkiyyah yang memuat konsep ilahiyyah untuk semua manusia. Memaparkan gambaran kepada manusia tentang konsep ilahiyyah yang bertujuan kebahagiaan dan kebaikan manusia di dunia dan di akhirat. Bagi mereka yang mengambil konsep ilahiyyah ini dan mempraktekannya dalam kehidupan akan memperoleh kebahagian dalam kehidupannya. Akan tetapi, bagi mereka yang mengindahkan tidak mau mengambil dan tidak mau mempraktekkan konsep ilahiyyah ini, maka ia akan memperoleh kesengsaran dalam kehidupannya. Konsep ilahiyyan tersebut adalah seruan untuk senantiasa membina jiwa dan mendidiknya menuju ketaatan kepada Allah SWT.

Surat Asy-Syams memaparkan tentang hakikat penciptaan manusia yang pada dasarnya semua manusia khususnya, diciptakan dalam keadaan paling sempurna. Penciptaan fisik manusia sangat sempurna berupa organ tubuh dan panca indera yang berfungsi sangat optimal. Penciptaan non fisik manusia sangat sempurna berupa adanya akal, ruh, jiwa, dan daya insting yang kuat. Kesempurnaan penciptaan ini karena sudah dibekali Allah SWT dengan nilai-nilai ketaatan dan ketundukan kepada-Nya.

Surat Asy-Syams memaparkan bahwa semua manusia di dalam jiwanya telah diberikan pengetahuan tentang ketakwaan (kebaikan) dan kemaksiatan (kejelakan). Kedua kekuatan ini saling tarik-menarik  mempengaruhi gerak-gerik anggota tubuh sebagai pelaksana aktif dalam menjalankan perintah. Jika kekuatan ketakwaan mendominasi maka anggota tubuh akan melakukan perbuatan yang baik. Akan tetapi jika kekuatan fujur yang dominan, maka anggota tubuh akan melakukan kemaksiatan.

An-Nafs berasal dari bahasa Arab yang memiliki banyak makna, para pemikir dan ulama juga memberikan sumbangsih yang besar tentang makna An-Nafs. Dari sekian banyak pendapat, penulis mengambil konklusi tentang makna An-Nafs berarti jiwa yang menggerakkan anggota badan, jiwa yang mempunyai kekuatan yang bersumber dari kekuatan Allah SWT, anggota tubuh tidak akan berfungsi dengan terpisahnya jiwa dari anggota tubuh. Jiwa memiliki peran yang sangat penting bagi kebahagiaan dan kesengsaraan manusia.

Secara garis besar An-Nafs dibagi menjadi tiga; pertama,  An-Nafs Al-Ammarah Bissu’, yaitu jiwa yang menyuruh pemiliknya untuk senantiasa mengikuti hawa nafsu dan tunduk pada syahwat yang diharamkan serta mengikuti berbagai macam bentuk kebathilan. Kondisi jiwa yang demikian akan mengantarkan pemiliknya kepada kehinaan dan kenistaan di dunia dan akhirat. kedua, An-Nafs Al-lawwamah adalah jiwa yang senantiasa menyesali perbuatan baik yang ia kerjakan. Apabila kondisi jiwa yang demikian maka ada dua kemungkinan yang akan dihasilkan. Kemungkinan pertama, jika jiwa masih di dominasi untuk melakukan kemaksiatan maka akan mengantarkan pemiliknya pada kenistaan dan kehinaan di dunia dan akhirat.  Dan kemungkinan kedua adalah apabila jiwa senantiasa dibina dan dibiasakan untuk mengikuti petunjuk Allah SWT maka akan mengantarkan pemiliknya kepada ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. ketiga, An-Nafs Al Muthmainnah Al-Mardhiah adalah jiwa yang senantiasa berada pada jalan Allah SWT, tunduk patuh terhadap perintah-Nya, dan sangat bahagia ketika bermunajat kepada-Nya. Kondisi ini ssakan mengantarkan pemiliknya pada kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai derajat An-Nafs Al Muthmainnah Al-Mardhiah diperlukan pembinaan terhadap jiwa secara intensif dan terus menerus, di antaranya dengan Ikhlas dalam beramal, berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan kontinyu tidak putus-putus, shalat malam, berinfaq di jalan  Allah SWT, dan mengingat peristiwa kematian.Seseorang yang memiliki jiwa yang bersih, tenang dan diridhai Allah SWT (An-Nafs Al Muthmainnah Al-Mardhiah) akan memberikan hasil yang bermanfaat bagi kehidupannya. Kebahagiaan dan kemenangan adalah janji Allah SWT kepada mereka yang mampu menggapai derajat tersebut. Hasil ini akan dirasakan oleh bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Pembinaan An-Nafs di dalam Surat Asy-Syams”