KEARIFAN LOKAL KALENDER TRADISIONAL SUKU BOTI DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN, NUSA TENGGARA TIMUR

Deskripsi

KEARIFAN LOKAL KALENDER TRADISIONAL SUKU BOTI DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN, NUSA TENGGARA TIMUR

Penulis :

Malkisedek Taneo

Aleksius Madu

Editor :

Komarudin

Agis Ahmad Rodiansjah

Desain Cover :

Radin Surya

ISBN :

–

Terbitan : 

November 2023

Hak Cipta 2023, Pada Penulis

Copyright © 2023 by CV. Green Publisher Indonesia

All Right Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit

Penerbit :

CV. Green Publisher Indonesia

Jumlah Halaman :

119 Halaman

*Sinopsis*

Suku Boti memiliki dua sistem kepercayaan, yaitu kepercayaan modern (Agama) di kalangan “Boti luar” dan kepercayaan Dinamisme terhadap Uis Pah (Dewa Bumi) dan Uis Neno (Dewa Langit) di kalangan “Boti dalam”. Mereka masih menggunakan kalender tradisional yang memiliki sembilan hari dalam satu minggu. Setiap hari memiliki simbol dan makna khusus, seperti Neon Ai sebagai hari terang dan cerah, Neon Oe yang berhubungan dengan air, Neon Besi yang dikeramatkan untuk barang besi, dan lainnya.

Makna dalam kearifan lokal suku Boti terkait dengan kalender tradisional mencakup simbolisme sembilan hari sebagai patokan utama dalam menjalani hidup. Aktivitas yang terkait dengan setiap hari memiliki makna simbolik, seperti Neon Suli yang dimaknai untuk menyelesaikan perselisihan dan Neon Naek sebagai hari besar yang penuh kasih persaudaraan.

Kearifan lokal suku Boti juga mencakup nilai-nilai positif yang menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai tersebut melibatkan seluruh masyarakat, termasuk nilai edukasi untuk melestarikan budaya, nilai religius yang terkait dengan kepercayaan Dinamisme, nilai demokrasi dalam mematuhi pantangan selama sembilan hari, dan nilai gotong royong yang menekankan saling membantu dalam meringankan beban sesama dengan demikian, kearifan lokal suku Boti yang terkait dengan kalender tradisional mencakup aspek simbolis, makna, dan nilai-nilai positif yang mengarahkan perilaku dan perbuatan masyarakat setempat.