Deskripsi
Awalnya aku berfikir penyakit kanker adalah penyakit yang membuat perasaan dan jiwa ini terasa seperti antara hidup dan mati, ini sungguh hal yang sangat sulit untuk orang terima,terlebih aku yang pernah mengidap penyakit penggrogot yang bisa membuat badan ku kurus kering tak berdaya, namun aku tetap mejalani semua itu dengan penuh keiklhasan, anggap saja itu hadiah terindah dari tuhan, “hehehe…! “, terkadang aku seling tertawa kecil bercampur haru saat aku menengok kebelakang saat pertama kali benjolan itu hadir di leherku, benjolan yang aku anggap akibat dari salah bantal, “ hehehehe…! “, bahkan yang lebih konyolnya benjolan itu pernah aku anggap kalau itu adalah bisul,” huh..! “, sampai segitunya ya aku memprediksi penyakit ku sendiri
Berhari – hari benjolan itu semakin mengganggu dan membuatku tidak nyaman, akhirnya aku memutuskan chek up ke dokter bersama istri tercinta yang juga berprofesi sebagai seorang dokter gigi, pertemuan pertama saya dengan prof muklis ramli membuka titik terang tentang benjolan yang ada di leherku, dari mulai foto rontgen hingga ct scan prof muklis pun menyimpulkan kalau aku terkena cancer kelenjar getah bening stadium dua..” “ astagfirullahaladzim…” itu adalah kalimat yang ku ucupakan saat saat prof muklis mengatakan hal tersebut, entah apa yang harus aku perbuat, bahkan rasa putus asa nyaris terlintas di benakku hatiku sangat kacau, terlebih istriku yang tidak dapat membendung air matanya, aku pun mencoba untuk menenangkan istriku namun tidak sampai disitu aku pun harus memikirkan bagaimana cara ku untuk menyampaikan berita tak menyenangnkan ini pada keluarga besarku, terutama ibuku tercinta, sekarang hanya doa dan usaha yang harus aku lakukan untuk membuat semua ini menjadi tenang dan normal seperti sediakala, ini kisahku, ini nyata sebuah penyakit diambang kehidupan atau kematian
Ulasan
Belum ada ulasan.