Jenis-Jenis Karakter Tokoh Dalam Cerita

Halo sahabat Greenbook, oke pada kali ini kami akan membahasa mengenai Jenis-Jenis Karakter Tokoh Dalam Cerita, anda penasaran pembahasanya maka simak artikel ini sampai habis!!

Dalam novel, cerpen, serial, lakon dan karya sastra lainnya tentu kita mengenal tokoh-tokohnya,

Namun terkadang kita tidak begitu memahami karakter  apa saja yang hadir dalam cerita tersebut.

Nah, sebagai seorang penulis tentunya harus memahami tipe-tipe karakter.

Tentunya sebelum membahas tentang jenis-jenis  tokoh,  sebagai pembaca atau penulis, anda harus selalu mengetahui bahwa tokoh adalah subjek atau orang yang mengalami peristiwa atau terlibat  dalam terjadinya suatu cerita.

Dalam sebuah cerita, tokoh biasanya terdiri dari dua orang atau lebih, kecuali  monolog.

Tokoh-tokoh tersebut tentunya mempunyai watak, kepribadian, sikap dan sifat yang berbeda-beda, sama seperti orang pada umumnya.

Nah berikut ini akan kami jelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan ciri-ciri kepribadian, mulai dari pengertian ciri-ciri kepribadian hingga  jenis-jenis ciri-cirinya.

Apa Itu Karakter Tokoh?

 Jenis-Jenis Karakter Tokoh Dalam Cerita

Menurut Wikipedia, karakter atau watak merujuk pada sifat batin yang memengaruhi berbagai aspek seperti pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat manusia atau makhluk hidup lainnya.

Di sisi lain, tokoh diartikan sebagai manusia atau individu yang memiliki sebaran populasi paling besar atau paling luas.

Dalam konteks karya sastra, karakter tokoh mencerminkan individu yang mengambil peran atau terlibat dalam perkembangan cerita. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada perwatakan, sifat, atau karakteristik yang menentukan bagaimana tokoh tersebut terwujud dalam cerita.

Istilah “tokoh” dalam konteks cerita mengacu pada individu atau pelaku dalam narasi. Oleh karena itu, karakter tokoh mencakup sifat, karakter, atau watak yang dimiliki oleh tokoh yang berperan atau terlibat dalam alur cerita.

Kehadiran karakter tokoh memungkinkan pembangunan alur cerita berdasarkan bagaimana sifat dan watak tokoh tersebut terungkap.

Pendefinisian karakter atau sifat tokoh juga dikenal sebagai penokohan, yang bertujuan menghidupkan jalan cerita dengan memberikan dimensi kepada tokoh atau pelaku yang terlibat dalam cerita.

Pengarang atau penulis naskah perlu mengembangkan teknik-teknik yang sesuai untuk menciptakan karakter tokoh yang meyakinkan.

Pengarang memperlihatkan penokohan tokoh melalui cara tokoh-tokoh tersebut dipresentasikan dalam cerita.

Ini memungkinkan penonton atau pembaca untuk memahami karakter atau sifat para tokoh yang ada dalam cerita tersebut.

Jenis-jenis karakter tokoh yang diciptakan dalam cerita sering kali berasal dari imajinasi atau pengalaman penulis.

Penting bahwa karakter tokoh ini realistis agar dapat menciptakan kedekatan dengan pembaca dan menghindari kesan pengadaan.

Karakter tokoh atau penokohan merupakan unsur intrinsik dalam karya sastra, dan penciptaannya harus mampu membangkitkan alur cerita yang baik dan menarik bagi penonton atau pembaca.

Ada berbagai jenis karakter tokoh yang biasa digunakan oleh penulis untuk menggambarkan tokoh atau pelaku dalam cerita.

Beberapa ahli, seperti Kosasih (2012:67), mengartikan karakter tokoh sebagai cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita.

Menurut Zaidan (2004:206),Jenis-Jenis Karakter Tokoh Dalam Cerita merupakan suatu proses penampilkan tokoh dengan memberikan watak, sifat, atau kebiasaan pada tokoh pemeran dalam sebuah cerita.

Sugiarti (2007:94), pada gilirannya, menyatakan bahwa perwatakan atau karakter tokoh melibatkan pemberian sifat, baik lahir maupun batin, kepada seorang pelaku atau tokoh dalam cerita.

Pendapat lain datang dari Nurgiantoro (2012:165), yang menjelaskan bahwa karakter tokoh adalah suatu gambaran atau pelukisan yang jelas tentang seseorang yang dihadirkan dalam suatu cerita.

Minderop (2005:2) menggambarkan karakter tokoh sebagai deskripsi watak tokoh yang ada dalam karya fiksi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:1476) menjelaskan karakter atau tokoh atau penokohan sebagai penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karakter tokoh adalah gambaran karakter diri seorang tokoh atau pelaku dalam jalannya cerita yang digambarkan oleh pengarang dalam karya sastra.

Jenis-Jenis Karakter Tokoh

Setelah memahami konsep Jenis-Jenis Karakter Tokoh Dalam Cerita, selanjutnya akan dijelaskan mengenai variasi jenis karakter tokoh yang dapat ditemui dalam cerita.

Untuk menguraikan sifat atau watak seorang tokoh dalam cerita, pengarang atau penulis secara alamiah menciptakan berbagai jenis karakter tokoh.

Dibawah ini terdapat beberapa kategori karakter tokoh yang membedakan watak atau penokohan antara satu tokoh dan tokoh lainnya.

1. Protagonis 

Protagonis merupakan jenis karakter tokoh yang mendapat sorotan utama dalam perkembangan atau alur cerita

Karakter tokoh protagonis ini umumnya dihiasi dengan watak dan sifat yang baik, bersifat positif, dan sering menjadi favorit penonton atau pembaca dalam karya sastra.

Tidak hanya itu, tokoh protagonis seringkali dipresentasikan sebagai individu yang rendah hati, sabar, tidak sombong, jujur, setia, suka menolong, dan memiliki beragam sifat baik lainnya.

Kehadiran tokoh protagonis sering kali menjadi pusat perhatian dalam jalannya cerita dan mendominasi peran utama.

Tidak mengherankan jika tokoh protagonis memiliki daya tarik yang kuat, memenangkan empati dan perhatian pembaca.

Hal ini disebabkan karena pembaca diajak untuk mengikuti perjalanan tokoh protagonis dalam mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin berasal dari berbagai pihak, termasuk tokoh lain.

Oleh karena itu, tokoh protagonis memiliki peran sentral dalam menentukan arah dan keputusan di dalam alur cerita.

Mereka menjadi penentu utama dalam mengarahkan dan memengaruhi segala kejadian yang terjadi dalam cerita tersebut.

2. Antagonis

Selain karakter protagonis, kategori karakter tokoh berikutnya adalah karakter antagonis, Tokoh antagonis ini adalah individu yang bertentangan atau berlawanan dengan tokoh protagonis.

Karakter antagonis digambarkan sebagai sosok yang memiliki watak atau sifat negatif dan umumnya berperan sebagai musuh atau penentang tokoh protagonis.

Tokoh antagonis juga dapat diidentifikasi sebagai karakter yang menghalangi perkembangan cerita, karena sering kali mereka dipresentasikan sebagai figur dengan sifat-sifat yang merugikan, seperti memiliki dendam, kebohongan, kejahatan, kesombongan, kecurangan, ketidakramahan, kecenderungan menciptakan masalah, dan berbagai perilaku buruk lainnya.

Penonton atau pembaca cerita cenderung membenci tokoh antagonis karena sifat-sifat mereka yang dianggap merugikan atau menjengkelkan.

Meskipun demikian, penulis seringkali dengan sengaja memberikan peran yang signifikan kepada tokoh antagonis, sehingga meskipun mengundang kejengkelan, mereka tetap menarik perhatian penonton atau pembaca.

Dengan adanya sifat buruk yang dimiliki oleh tokoh antagonis, konflik dalam cerita cenderung semakin memanas.

Konflik yang muncul dalam alur cerita seringkali dipicu oleh tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh tokoh antagonis.

3. Tritagonis

Tokoh berikutnya yang seringkali ditemui dalam penokohan adalah tokoh tritagonis, Tokoh tritagonis ini umumnya muncul dalam cerita sebagai mediator yang mampu meredakan pertikaian atau konflik antara tokoh antagonis dan tokoh protagonis.

Dikarenakan peran sebagai penengah, tokoh tritagonis sering kali memiliki sifat bijaksana dan berwibawa.

Hal ini disebabkan karena tokoh tritagonis diharapkan mampu berperan sebagai penyeimbang atau penengah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam perkembangan cerita.

Selain sebagai penengah, tokoh tritagonis juga memiliki kemampuan memberikan pendapat dan nasihat kepada tokoh protagonis serta tokoh antagonis yang tengah berkonflik.

Oleh karena itu, secara keseluruhan, keberadaan tokoh tritagonis dalam cerita atau karya sastra adalah sebagai sosok yang berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan antara tokoh antagonis dan tokoh protagonis.

4. Skeptic

Secara keseluruhan, pembagian jenis karakter tokoh yang umumnya dikenal terdiri dari tiga kategori, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Walaupun demikian, terdapat juga karakter tokoh lain yang turut memperkaya perkembangan alur dalam sebuah cerita.

Salah satunya adalah tokoh skeptic. Tokoh skeptic ini dikenal sebagai karakter yang mendukung tokoh antagonis dan memiliki sikap yang menentang karakter yang baik.

Dengan perbedaannya dari tokoh antagonis, tokoh skeptic berperan sebagai pendukung yang tidak selalu muncul secara intens dalam cerita.

Meskipun hanya memiliki peran sebagai tokoh pendukung, tokoh skeptic seringkali memberikan dimensi tambahan pada konflik.

Kehadiran tokoh skeptic juga dapat berfungsi untuk memberikan kehidupan pada alur cerita, mencegahnya terasa monoton dan datar.

5. Sidekick

Selain tokoh skeptic, terdapat juga karakter tokoh yang berkontribusi dalam mengembangkan alur cerita, selain dari tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis, yaitu tokoh sidekick.

Tokoh sidekick ini umumnya dihadirkan sebagai elemen penyeimbang terhadap peran tokoh skeptic.

Konsep tokoh sidekick, yang berfungsi sebagai penyeimbang untuk tokoh skeptic, hampir mirip dengan peran tokoh protagonis dan tokoh antagonis, walaupun tokoh sidekick berperan sebagai karakter pendukung.

Tokoh sidekick menjadi sosok yang memberikan dukungan kepada tokoh protagonis atau mendukung tokoh yang memiliki perilaku baik.

Keberadaan tokoh sidekick berperan sebagai pendukung yang dapat menghidupkan alur cerita, mencegahnya menjadi monoton, dan membuat konflik semakin menarik dan berkembang.

6. Contagonist

Selanjutnya, terdapat tokoh yang dikenal sebagai contagonist, Meskipun mungkin kurang dikenal dibandingkan dengan tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis, tokoh contagonist tetap memiliki peran penting dalam mengembangkan dan mendukung alur cerita di dalamnya serta memberikan dukungan kepada para pemeran.

Tokoh contagonist adalah karakter pendukung yang memiliki sifat yang berlawanan dengan tokoh protagonis.

Pada umumnya, tokoh contagonist muncul di tengah-tengah perkembangan cerita.

Hal ini sengaja dilakukan oleh penulis atau pengarang karena karakter tokoh contagonist berperan sebagai penunjang konflik yang sedang berlangsung, menjadikan cerita lebih hidup dan menarik.

8. Reason

Selanjutnya, hadir tokoh yang dikenal sebagai guardian, Sesuai dengan namanya, tokoh guardian muncul sebagai penjaga atau pelindung bagi tokoh utama.

Biasanya, kehadiran tokoh guardian ini terjadi setelah munculnya tokoh contagonist, dan perannya adalah untuk membawa keseimbangan di antara karakter-karakter sebelumnya.

Karakter tokoh guardian diilustrasikan sebagai sosok yang bijak dan berhati baik, sesuai dengan peran mereka sebagai pelindung bagi tokoh utama dalam jalannya cerita.

9. Emotion

Selanjutnya, juga diperkenalkan tokoh pendukung bernama tokoh emotion, Meskipun berperan sebagai karakter pendukung, tokoh emotion memiliki peranan yang cukup vital dalam perkembangan alur cerita, di mana tokoh ini mampu menjadi pencetus konflik sehingga meningkatkan daya tarik jalannya cerita.

Tokoh emotion ditandai dengan sifat tidak dapat mengendalikan emosinya dan kurang mampu untuk berpikir dengan tenang.

Karakter tokoh emotion dijelaskan sebagai individu yang mudah terbawa perasaannya dan sulit menjaga ketenangan pikiran.

Oleh karena itu, kehadiran tokoh emotion menambahkan elemen kejutan dalam jalannya cerita.

Tokoh emotion dapat muncul dan menjadi penyebab terjadinya konflik baru atau bahkan memicu konflik besar dalam rangkaian cerita, menjadikan cerita semakin kompleks dan menarik.

10. Deutragonis

Berikutnya, terdapat jenis karakter tokoh lain yang dikenal sebagai tokoh deutragonis, Sebagaimana tokoh sidekick, tokoh pendukung atau tokoh deutragonis ini bertindak sebagai sahabat setia bagi tokoh protagonis, selalu bersama dan memberikan dukungan kepada tokoh utama tersebut.

Tokoh deutragonis diilustrasikan sebagai individu yang menjadi kawan dekat, menjadi tempat berbagi keluh kesah, dan senantiasa mendukung tokoh protagonis dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.

11. Foil

Selanjutnya, ada karakter pendukung yang mirip dengan tokoh pendukung skeptic, yaitu tokoh pendukung foil.

Tokoh foil ini memiliki peran serupa dengan tokoh skeptic, di mana mereka akan senantiasa mendampingi dan memberikan dukungan kepada karakter utama, dalam hal ini adalah tokoh antagonis.

Tokoh foil akan memiliki peran sebagai individu yang membantu tokoh antagonis dalam mengatasi masalah atau meraih kemenangan dalam konflik yang terjadi dalam cerita atau jalannya alur cerita.

12. Figuran

Kategori karakteristik tokoh berikutnya adalah tokoh figuran. Seperti yang telah kita ketahui, tokoh figuran dalam perkembangan cerita berperan sebagai karakter yang melengkapi keseluruhan alur cerita.

Keberadaan tokoh figuran tidak sering muncul seperti karakter utama

Meskipun demikian, peran tokoh figuran tidak kalah signifikan dengan tokoh utama.

Bahkan, tokoh figuran sering menjadi elemen penyegar dan memberikan daya tarik tambahan pada jalannya cerita.

Karakteristik tokoh figuran menonjol karena mereka sering diilustrasikan sebagai individu yang memiliki sifat unik, memberikan warna khusus dalam perkembangan cerita.

Tokoh figuran biasanya ditampilkan dengan sifat yang menghibur dan menyenangkan, menjadi sumber hiburan bagi karakter utama, dan menciptakan keseimbangan dalam jalannya cerita agar dapat diterima dengan baik oleh pembaca atau penonton.

Kesimpulan

Mungkin cukup sekian pembahasan kami mengenai Jenis-Jenis Karakter Tokoh Dalam Cerita. Semoga dengan 12 jenis karakter tokoh dalam derama cerita bisaa membantu kita semua , Terimakasih.

sumber : wikipedia

Tinggalkan komentar