Jenis Buku Ajar

Jenis Buku Ajar

Bagi kamu yang penasaran apa saja jenis buku ajar, kamu bisa simak artikel ini sampai habis, agar kamu mendapatkan jawabannya.

Apa Itu Buku Ajar?

Jenis Buku Ajar

Sebelum masuk kedalam pembahasan jenis buku ajar, sebaiknya kita ketahui dan pahami terlebih dahulu tentang apa itu buku ajar.

Buku ajar adalah buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam pendidikan formal. Buku ini dirancang untuk memberikan materi pelajaran dan informasi yang relevan kepada siswa atau pembelajar. Buku ajar biasanya dikembangkan oleh para ahli dalam bidang tertentu, seperti guru, profesor, atau pakar lainnya, dan sering kali disusun berdasarkan kurikulum resmi atau standar pendidikan.

Buku ajar biasanya memiliki struktur yang terorganisir dengan baik, dengan pembagian yang jelas antara bab, subbab, dan topik-topik terkait. Mereka memberikan penjelasan, definisi, contoh, dan ilustrasi yang mendukung untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang diajarkan. Buku ajar juga dapat berisi latihan soal, tugas, atau aktivitas untuk menguji pemahaman dan melatih keterampilan siswa.

Tujuan utama buku ajar adalah menyampaikan informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu mata pelajaran dengan sistematis. Mereka dapat digunakan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan lainnya. Buku ajar juga dapat digunakan oleh guru sebagai panduan pengajaran dan referensi selama proses pembelajaran.

Dalam perkembangan teknologi, buku ajar juga tersedia dalam bentuk digital atau e-book. Ini memungkinkan siswa atau pembelajar untuk mengakses materi pelajaran secara online melalui perangkat elektronik seperti komputer, tablet, atau ponsel pintar. Buku ajar digital sering kali memiliki fitur interaktif tambahan, seperti video, audio, atau kuis online, yang dapat meningkatkan pengalaman belajar.

baca Juga : Cara Menerbitkan Buku Sendiri

Jenis Buku Ajar

Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi memiliki pedoman yang digunakan untuk menentukan arah sistem pendidikan di Indonesia. Pedoman ini mencakup aspek-aspek seperti riset dan penerapan yang terkait dengan proses belajar mengajar. Tujuannya adalah agar apa yang diajarkan kepada mahasiswa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, pengajar perlu memiliki pegangan, seperti buku ajar, sebagai acuan.

Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi memiliki beberapa jenis buku ajar dalam mengajar. Semua buku ini harus memiliki sudut pandang yang jelas, terutama mengenai prinsip-prinsip yang digunakan, pendekatan yang diambil, metode yang digunakan, dan teknik pengajaran yang diterapkan. Selain itu, susunan buku harus teratur, sistematis, bervariasi, dan mengandung informasi yang kaya. Buku tersebut juga harus memiliki daya tarik yang kuat agar dapat mempengaruhi minat siswa terhadapnya. Berikut adalah empat jenis buku ajar standar RISTEKDIKTI yang perlu Anda ketahui.

1. Buku Ajar

Buku ajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Setiap dosen atau guru memerlukan jenis buku ajar sebagai alat bantu mengajar. Tujuan dari buku ajar adalah untuk memfasilitasi komunikasi antara pengajar dan peserta didik. Buku ajar juga dikenal dengan sebutan buku teks, buku materi, buku paket, atau buku ajar. Bentuknya dapat berupa buku teks, buku paket, buku materi, atau buku ajar.

Secara fisik, buku ajar mirip dengan buku biasa, namun kontennya memiliki kualitas yang diakui dan sering kali disahkan oleh badan otoritas di bawah Dinas Pendidikan Nasional. Buku ajar ditulis oleh para pakar di bidangnya masing-masing dan ditujukan untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Buku ajar juga dilengkapi dengan sarana pengajaran yang relevan.

Dalam perkembangannya, penerbitan buku ajar tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi lebih banyak dilakukan oleh pihak swasta. Namun, pemerintah memiliki wewenang dalam pengadaan buku ajar, sedangkan penggandaannya diserahkan kepada pihak swasta. Pemerintah menetapkan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap penerbitan buku yang akan digunakan oleh satuan pendidikan. Standar tersebut ditetapkan dan dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Ciri-ciri buku ajar :

  • Buku ajar diajukan dengan penalaran yang teratur sesuai dengan rencana pembelajaran.
  • Mengutamakan kesadaran diri untuk memberikan sudut pandang baru kepada peserta didik guna meningkatkan kemampuan kritis mereka.
  • Mendorong motivasi belajar siswa agar mereka belajar secara sukarela tanpa perlu diperintah.
  • Berfungsi sebagai alat bantu untuk mendukung peserta didik dalam belajar secara mandiri, mengingat keterbatasan pembelajaran di dalam kelas dan interaksi dengan guru atau dosen.
  • Disajikan dengan kesederhanaan yang memungkinkan pemahaman yang lebih mudah, tanpa menghadirkan kontradiksi, dan tetap relevan.
  • Dilengkapi dengan ilustrasi menarik untuk mempermudah pemahaman peserta didik.
  • Materi yang disampaikan memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas, sehingga tidak menyebabkan kebingungan bagi peserta didik.
  • Isi materi relevan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
  • Menggunakan bahasa yang baku dengan mempertimbangkan idiom tabu regional agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam tata bahasa.

2. Buku Referensi

jenis buku ajar selanjutnya adalah buku referensi. Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi juga menerbitkan buku referensi. Buku referensi adalah media yang berisi kumpulan fakta-fakta yang terkait dengan suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu. Dengan kata lain, buku referensi merupakan buku yang berisi informasi ringkas dan padat, seperti ensiklopedia, kamus, atlas, dan jenis buku pedoman lainnya. Buku jenis ini dirancang agar informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan dengan mudah, sehingga proses pencarian data menjadi lebih efisien. Kualitas dari buku referensi tidak ditentukan oleh cara penulisannya, melainkan lebih kepada jumlah data dan referensi yang disajikan secara komprehensif.

Ciri-ciri buku referensi :

  • Buku referensi diperoleh dari hasil penelitian.
  • Buku referensi dimanfaatkan oleh para pengajar dan peneliti.
  • Karakteristik utama dari konten dan materinya mengikuti alur logika atau urutan ilmiah, seperti studi kasus dan ilustrasi yang relevan.
  • Gaya penyajiannya menggunakan bahasa formal sesuai dengan aturan penulisan ilmiah.
  • Diterbitkan dengan nomor ISBN (International Standard Book Number) dan disebarluaskan kepada masyarakat secara luas.
  • Konten buku hanya membahas satu disiplin ilmu.
  • Buku memiliki ketebalan minimal 40 halaman dan ukuran standar UNESCO, yaitu setidaknya 15,5 cm x 23 cm.
  • Dapat digunakan sebagai referensi, dikutip, dan dimasukkan dalam daftar referensi ilmiah.

3. Buku Diktat

Buku ajar selanjutnya adalah buku diktat. Apabila buku ajar lebih mengenai penerapan ilmu pengetahuan secara umum, maka buku diktat berfokus pada penerapan ilmu pengetahuan secara spesifik. Buku diktat adalah materi ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pengajar mata kuliah tersebut, mengikuti aturan penulisan ilmiah, dan diperbanyak untuk disebarkan kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut.

Dengan kata lain, buku diktat memiliki cakupan yang terbatas pada kelas yang diajarkan. Istilah lain yang digunakan untuk buku diktat adalah modul, dan di tingkat pendidikan dasar disebut LKS (Lembar Kerja Siswa).

Ciri-ciri buku diktat

  • Berupa buku yang digunakan sebagai materi ajar untuk satu mata kuliah tertentu.
  • Ditulis oleh dosen yang mengajar mata kuliah tersebut.
  • Gaya penyajiannya mengikuti format bahasa formal sesuai dengan aturan penulisan ilmiah.
  • Disebarkan kepada mahasiswa secara meluas.
  • Mencakup daftar sumber atau referensi yang digunakan dalam pembuatan materi tersebut.
  • Melibatkan proses review dan persetujuan dari pihak berwenang.

4. Modul

Jenis buku ajar berikutnya adalah modul, terdapat unit pembelajaran yang lebih kecil yang disebut modul pembelajaran. Modul pembelajaran dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa atau digunakan oleh siswa sebagai alat bantu belajar sendiri. Modul ini dirancang secara sistematis dan menarik, dengan mencakup materi, metode, dan evaluasi yang memungkinkan siswa untuk belajar secara independen dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

Ciri-ciri modul :

  • Dapat dipelajari secara independen oleh murid.
  • Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khusus, berdasarkan pada perilaku.
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk terus maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
  • Paket pembelajaran yang berfokus pada diri sendiri memberikan peluang bagi murid untuk mengembangkan diri secara optimal.
  • Mempunyai konten yang memberikan informasi yang kuat. Unsur asosiasi, struktur, dan urutan materi pembelajaran teratur sehingga murid secara alami bisa mempelajarinya.
  • Memberikan kesempatan bagi murid untuk terlibat secara aktif.

5. Buku Teks

Jenis buku ajar yang terakhir adalah buku teks. Buku ajar hasil penelitian juga dapat berbentuk buku teks. Buku teks ini merupakan buku pembelajaran dalam suatu disiplin ilmu khusus, yang merupakan referensi standar yang disusun oleh para ahli di bidang tersebut dengan tujuan instruksional. Buku ini dilengkapi dengan materi pengajaran yang disusun dengan baik dan mudah dipahami oleh pengguna di sekolah dan perguruan tinggi, sehingga dapat mendukung program pengajaran (Tarigan, 2010).

Menurut Lange (1940), buku teks adalah buku yang dirancang khusus untuk digunakan di dalam kelas, dengan penyiapan yang hati-hati dan disusun oleh para ahli atau pakar di bidang tersebut. Buku ini juga dilengkapi dengan alat bantu pengajaran yang sesuai dan cocok.

Ciri-ciri Buku Teks :

  • Dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa.
  • Merupakan buku teks yang mencakup berbagai pelajaran.
  • Materi yang disampaikan memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas, sehingga tidak membingungkan peserta didik.
  • Isi materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
  • Memperhatikan penggunaan idiom yang sensitif secara regional. Buku pedoman ini digunakan di tingkat nasional, sehingga perlu menghindari penggunaan idiom yang dianggap tabu dalam konteks regional.

Cara Membuat Buku Ajar

Jenis Buku Ajar

Setelah membahas mengenai jenis buku ajar, kita juga perlu mengetahui tentang cara membuat buku ajar yang baik dan benar.

Menjadi seorang dosen melibatkan lebih dari sekadar menyampaikan materi kepada mahasiswa. Penting juga untuk melakukan eksplorasi dalam proses penyampaian materi agar mudah dipahami. Dalam upaya menyampaikan materi kepada mahasiswa, dosen sering kali membuat bahan ajar dan buku ajar yang memiliki peran penting dalam mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Buku ajar dapat dianggap sebagai salah satu sarana komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Melalui buku ajar ini, dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dengan mudah. Selain itu, buku ajar juga memiliki peranan yang sangat penting sebagai penanda kualitas perguruan tinggi. Oleh karena itu, bagi mereka yang ingin membuat buku ajar, ada lima langkah yang dapat diterapkan.

1. Tulis dengan bahasa yang menarik dan informatif

Umumnya, setelah mengumpulkan informasi dan memahami semua materi yang akan ditulis, seorang dosen dapat menyusun ulang informasi tersebut dengan bahasa yang mereka pilih. Dengan cara ini, semua informasi yang telah dikumpulkan dapat disampaikan dan dipahami dengan lebih mudah oleh mahasiswa. Selain itu, pengetahuan yang dosen sampaikan juga dapat mendukung kebutuhan mahasiswa secara efektif.

Dalam proses penulisan buku ajar, biasanya dosen terlibat dalam kolaborasi dengan tim. Namun, ada juga kasus di mana dosen menulis buku ajar secara mandiri.

2. Buat visual dan tampilan buku dengan  menarik

Selain isinya, aspek visual dan tampilan buku juga harus diperhatikan. Dengan menciptakan visual dan tampilan yang berbeda, buku ajar dapat menarik minat mahasiswa. Hal ini akan membantu dalam menyampaikan materi dan informasi secara lebih jelas dan menarik.

Biasanya, mahasiswa cenderung lebih tertarik dengan penjelasan yang disertai dengan elemen visual yang menarik dan mencuri perhatian. Misalnya, penggunaan variasi mind map atau visualisasi materi dengan cara yang terbaik.

3. Susun materi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa

Banyak bahan ajar yang dirancang dengan cara yang tidak jelas dan materi yang disampaikan terlalu panjang lebar. Ada juga kasus di mana bahan ajar tidak pernah diperbarui. Untuk menciptakan bahan ajar yang efektif, penting untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan mahasiswa dan kurikulum yang berlaku. Dengan melakukan hal tersebut, mahasiswa akan lebih mudah dalam mempelajari bahan ajar yang digunakan.

4. Menggunakan pengemasan kembali informasi (Information Repacking or Text Information)

Di lingkungan perguruan tinggi, terdapat banyak dosen yang menggunakan metode pengemasan ulang informasi saat menulis buku ajar mereka. Dalam pendekatan ini, dosen melakukan penyuntingan terhadap buku-buku referensi yang digunakan sebagai bahan ajar. Selain itu, dalam metode ini, dosen juga dapat menulis kembali materi yang sudah ada dari berbagai sumber dengan membentuk teks yang baru.

5. Terapkan penataan informasi

Selain membuat tulisan baru, dalam pembuatan buku ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi materi dari berbagai sumber. Materi tersebut dapat berupa artikel, jurnal, buku, atau sumber penting lainnya. Dalam pendekatan ini, dosen tidak melakukan perubahan pada tulisan yang telah ada dalam sumber tersebut. Dosen hanya menyusun ulang semua informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan dan urutan yang diperlukan.

Ciri-Ciri Buku Ajar

Setelah mengetahui terkait jenis buku ajar dan cara membuatnya, kurang rasanya jika kita tidak mengetahui terkait ciri-ciri buku ajar.

Buku ajar merupakan salah satu alat yang penting dalam proses pendidikan. Buku ajar berperan sebagai sumber belajar yang membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Namun, tidak semua buku ajar sama. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat membedakan buku ajar yang baik dan efektif dari yang tidak. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan beberapa ciri-ciri buku ajar yang perlu diperhatikan.

1. Relevansi Konten

Salah satu ciri-ciri utama buku ajar yang baik adalah relevansi konten dengan kurikulum atau materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Buku ajar harus mencakup topik-topik yang relevan dengan tujuan pembelajaran dan mengikuti perkembangan terkini dalam bidang tersebut. Konten yang relevan akan memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penyajian yang Jelas dan Terstruktur

Buku ajar yang baik harus memiliki penyajian yang jelas dan terstruktur. Konten dalam buku ajar perlu disusun dengan urutan yang logis, dimulai dari konsep dasar hingga konsep yang lebih kompleks. Penyajian yang terstruktur membantu siswa membangun pemahaman yang kuat dan mempermudah mereka dalam mengikuti alur pembelajaran.

3. Bahasa yang Sesuai dan Mudah Dipahami

Bahasa yang digunakan dalam buku ajar harus sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan mudah dipahami. Buku ajar seharusnya tidak menggunakan bahasa yang terlalu teknis atau sulit dipahami oleh siswa. Penggunaan bahasa yang sederhana dan jelas akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang disampaikan.

4. Mengandung Latihan dan Soal

Buku ajar yang baik harus menyediakan latihan dan soal untuk menguji pemahaman siswa. Latihan dan soal tersebut perlu disusun dengan baik dan seimbang, mulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Adanya latihan dan soal akan membantu siswa dalam mengasah kemampuan mereka dan menguji sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran.

5. Visualisasi yang Menarik

Ciri-ciri buku ajar yang efektif juga meliputi penggunaan visualisasi yang menarik. Gambar, grafik, diagram, dan ilustrasi lainnya dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih baik dan mempertahankan informasi dalam ingatan mereka. Visualisasi yang menarik dan relevan dapat memotivasi siswa untuk belajar dan membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan.

6. Rujukan dan Sumber Bacaan Tambahan

Buku ajar yang berkualitas seharusnya menyertakan rujukan dan sumber bacaan tambahan yang relevan. Rujukan dan sumber bacaan tambahan ini dapat membantu siswa yang ingin menggali lebih dalam tentang topik yang sedang dipelajari. Hal ini juga dapat memperluas wawasan siswa dan mengembangkan minat mereka dalam bidang tersebut.

7. Teks yang Diformat dengan Baik

Format teks dalam buku ajar juga penting untuk diperhatikan. Teks perlu diatur dengan baik menggunakan paragraf yang jelas, subjudul, dan poin-poin penting yang ditonjolkan. Pemformatan yang baik mempermudah siswa dalam membaca dan mencari informasi yang relevan.

8. Pembaruan dan Koreksi Terkini

Terakhir, buku ajar yang baik harus tetap diperbarui dan dikoreksi sesuai dengan perkembangan terbaru dalam bidang tersebut. Buku ajar yang terus diperbarui akan memastikan bahwa siswa menerima informasi yang akurat dan relevan. Koreksi terkini juga penting untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang mungkin ada dalam buku ajar.

Kesimpulan

Demikianlah artikel yang bisa kami berikan terkait jenis buku ajar, semoga dengan adanya artikel jenis buku ajar bisa berguna dan bermanfaat bagi rekan-rekan semua. Terimakasih!


Apa yang dimaksud dengan buku ajar?

Menurut Suharjono ( 2001) buku ajar adalah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami

Bagaimana karakteristik buku ajar?

Buku ajar disusun dengan alur logika sesuai dengan rencana pembelajaran. Bersifat mindful yang berupaya untuk memberikan perspektif baru bagi peserta didik supaya lebih kritis. Mendorong motivasi belajar siswa supaya melakukan belajar tanpa harus disuruh.

Tinggalkan komentar